Memahami Beda Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang
Pupuk memegang peranan penting dalam pertanian modern dengan menyediakan nutrisi esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif. Di antara berbagai jenis pupuk ada dua yang sering dibandingkan adalah beda pupuk kompos dan pupuk kandang.
Meskipun keduanya bersumber dari bahan organik, perbedaan mendasar dalam komposisi, cara pembuatan, serta dampaknya terhadap lingkungan dan hasil tanaman menjadikannya pilihan yang menarik untuk petani dan penanam yang peduli akan kesehatan tanah dan keberlanjutan pertanian.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara mendalam perbedaan antara pupuk kompos dan pupuk kandang, dua jenis pupuk organik yang umum digunakan dalam pertanian modern.
Definisi Beda Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang
Pupuk kompos adalah produk dari proses dekomposisi bahan organik seperti daun kering, sisa sayuran, atau jerami, yang diurai oleh mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Proses ini menghasilkan pupuk yang mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium dalam jumlah yang signifikan.
Di sisi lain, pupuk kandang berasal dari kotoran hewan yang dicampur dengan jerami atau bahan lainnya untuk meningkatkan proses fermentasi. Kotoran hewan ini mengandung nutrisi yang mudah terserap oleh tanaman, terutama nitrogen.
Proses Pembuatan Pupuk Kompos
Proses ini melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan bahwa bahan organik terurai dengan baik dan menghasilkan kompos yang kaya akan nutrisi bagi tanaman.
1. Pengunpulan Bahan Organik
Proses dimulai dengan pengumpulan bahan organik yang beragam, seperti daun kering, sisa tanaman, jerami, ranting kecil, kulit buah dan sayuran. Baha ini dipilih berdasarkan komposisi nutrisi yang berbeda-beda untuk menciptakan campuran yang seimbang.
2. Penyusunan Tumpukan Kompos
Setelah bahan organik terkumpul, mereka ditempatkan dalam tumpukan besar atau bak kompos. Idealnya, tumpukan kompos diletakkan di area yang tidak terlalu terkena sinar matahari langsung untuk mencegah kekeringan terlalu cepat.
3. Aerasi dan Pengadukan
Proses penguraian memerlukan keberadaan oksigen untuk mendukung aktivitas mikroba yang bertanggung jawab atas pengurai bahan organik. Oleh karena itu, tumpukan kompos perlu diaduk secara teratur untuk memastikan distribusi oksigen yang baik di seluruh tumpukan.
4. Pemantauan Suhu
Selama proses dekomposisi, tumpukan kompos akan menghasilkan panas sebagai produk dari aktivitas mikroorganisme yang bekerja. Suhu tumpukan kompos dapat mencapai kisaran optimal antara 55-70°C. Pemantauan suhu penting untuk memastikan bahwa proses dekomposisi berlangsung efisien.
5. Pematangan & Pemutihan
Setelah bahan organik terurai menjadi kompos yang lebih stabil dan matang, kompos siap untuk diputihkan. Proses ini melibatkan penyaringan atau pemisahan bahan yang belum terurai sepenuhnya untuk digunakan sebagai pupuk yang siap pakai.
6. Penggunaan & Manfaat
Pupuk kompos yang telah matang siap digunakan merupakan sumber nutrisi yang alami dan ramah lingkungan untuk tanaman. Mereka memperbaiki kesuburan tanah dengan meningkatkan kadar bahan organik dan merawat struktur tanah.
Manfaat Pupuk Kompos
1. Memperbaiki Struktur Tanah
Manfaat utama dari penggunaan pupuk kompos adalah kemampuannya untuk meningkatkan struktur tanah. Kompos meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, yang pada gilirannya meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air dan nutrisi.
2. Mengurangi Ketergantungan pada Pupuk Kimia
Penggunaan pupuk kimia ini dapat meningkatkan risiko pencemaran tanah dan air, serta mengurangi keberlanjutan sistem pertanian. Dengan menggunakan pupuk kompos, petani dapat mengurangi ketergantungan mereka pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan.
Proses Pembuatan Pupuk Kandang
1. Pengumpulan Bahan Baku
Pengumpulan kotoran hewan dari peternakan atau ladang. Kotoran hewan ini biasanya berasal dari hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam, atau unggas lainnya. Kotoran ini mengandung sejumlah nutrisi yang berasal dari pakan yang dikonsumsi hewan tersebut.
2. Campuran dengan Bahan Pendukung
Kotoran hewan yang terkumpul kemudian dicampur dengan bahan pendukung lainnya seperti jerami, serbuk gergaji, atau bahan organik lainnya. Campuran ini bertujuan untuk meningkatkan aerasi atau sirkulasi udara di dalam tumpukan.
3. Pembentukan Tumpukan atau Tempat Penyimpanan
Campuran kotoran hewan dan bahan pendukung ditempatkan dalam tumpukan besar atau dalam wadah tertutup seperti bak kompos. Penempatan tumpukan ini biasanya dilakukan di tempat yang terlindung untuk mengatur suhu dan kelembaban agar kondisi fermentasi dapat berlangsung dengan baik.
4. Fermentasi Alami
Proses utama dalam pembuatan pupuk kandang adalah fermentasi alami yang terjadi dalam tumpukan. Mikroorganisme seperti bakteri dan fungi yang ada dalam kotoran hewan mulai menguraikan bahan organik kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dan nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman.
5. Pemantapan dan Kematangan
Setelah beberapa minggu atau bulan tergantung pada kondisi lokal dan jenis bahan, pupuk kandang mengalami proses pemantapan dan kematangan. Pada tahap ini, bahan yang semula kasar dan mentah telah terurai dan menghasilkan pupuk yang lebih matang dan stabil secara nutrisi.
6. Penggunaan Sebagai Pupuk
Setelah proses fermentasi dan kematangan selesai, pupuk kandang siap digunakan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Pupuk ini dikenal efektif dalam memberikan nutrisi yang seimbang dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Manfaat Pupuk Kandang
1. Nutrisi yang Tersedia Cepat dan Berkelanjutan
2. Meningkatkan Kesuburan Tanah
Penggunaan pupuk kandang secara rutin dapat secara signifikan meningkatkan kesuburan tanah. Kotoran hewan yang terurai mengandung bahan organik yang membantu meningkatkan struktur tanah dan kapasitasnya untuk menahan air.
Penutup
Perbedaan pokok antara pupuk kompos dan pupuk kandang terletak pada asal bahan baku, cara pembuatan, serta sifat nutrisinya. Pupuk kompos menghasilkan nutrisi yang lebih bervariasi dan membantu meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan,
Sementara pupuk kandang memberikan nutrisi yang cepat tersedia dari kotoran hewan dengan komposisi nutrisi yang lebih konsisten. Pemilihan antara keduanya tergantung pada kebutuhan spesifik tanaman, kondisi tanah, dan preferensi petani untuk pendekatan pertanian yang berkelanjutan.
Sekarang kita sudah memahami beda pupuk kompos dan pupuk kandang namun kita juga perlu memahami perbedaan pupuk organik dan pupuk kompos. Dengan lebih memahami perbedaan ini, petani dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih pupuk yang sesuai.
Haiii! Saya Aulia. seorang siswi dari SMK Telkom Purwokerto dengan jurusan PPLG. Saya sedang melaksanakan kegiatan PKL di CV Rumah Mesin pada bidang SEO.